kita terlalu mudah jatuh cinta dan benci dalam sedikit waktu. ada yang dalam waktu tiga hari bersenda gurau, dan tertawa sudah lancang berkata dengan lantang dan pasti "aku mah hidup bersama selamanya" atau bahkan, ada yang baru bertemu dan berbincang sebentar, sudah sangat yakin bahwa dia pantas dibenci. tapi begitulah manusia, selalu gampang menilai tanpa mengenal semuanya. lalu mengumumkan seakan dialah yang paling benar dan mengerti tentang perasaannya. dan lagi-lagi lupa untuk mengembalikan hati kepada Sang Pemilik yang benar. aku pernah seperti itu, mencintai dan membenci dengan pasti. menilai perasaan dengan langsung dan yakin. tapi semakin berjalannya waktu, semakin sadar bahwa perasaan itu tempatnya didalam, sifatnya pun abstrak gabisa serta merta dinilai merata. gaperlu diumumkan bahwa kamu sedang berbunga bunga atau layu. biar kamu dan Pemilik yang sebenarnya yang tahu.
Karena kita merasa punya waktu, kita sering tak acuh pada kewajiban yang menunggu. Hal-hal tidak perlu sering dilakukan lebih dulu. Karena kita merasa punya waktu, semangat sering tidak lagi menggebu. Ah, nanti saja kan bisa. Main-main dulu saja lah. Berbuat suka-suka sepuasnya mumpung masih muda. Jadi gampang menyepelekan, jadi gampang tidak menghargai apa yang sudah didapatkan. Jadi gampang mengeluh kalau batas akhir sesuatu sudah datang di ambang pintu. Karena kita merasa punya waktu, kita mudah lengah. Dalam segalanya. Dalam relasi pertemanan, dalam usaha menyelesaikan pendidikan, dalam ibadah yang malah menjadi rutinitas paling menekan. Karena kita merasa punya waktu, banyak kesempatan hilang sia-sia. Sengaja dibiarkan lewat tanpa ingin menangkap. Tahu-tahu orang lain sudah sampai tempat, dan kita sendiri masih berencana berangkat.
jangan salah, bahkan orang yang membanggakanmu. dia boleh jadi sedang merendahkanmu. orang yang terkagum padamu. memujimu. jangan kau ambil hati; mereka hanya berpura2 manis, seakan orang paling peduli, padahal dibelakang itu suka menjelekkan. bukan maksud negatif. tapi itulah kenyataan. aku, dalam posisi dipuji tanda kutip. , padahal menghina. dipandang sebelah mata, siapasih. umur 17 tahun. lulus sma gak kuliah. gapunya masa depan. itu maksud mereka, hanya dipermanis dengan kata lain. kalian tau, pasti. dunia ini tak sepolos itu. banyak makna tersirat dalam sebuah perkataan. aku, kamu. kita pasti pernah dalam keadaan yang "menghina". sengaja ataupun tidak. pasti一merasa lebih baik. padahal siapa kita? hanya tanah. yang ditakdirkan disini. tak lebih. sombong? iniーuntuk beliau, yang memandangku dengan mata tertutup. seolah aku ini gelap, bukan apa apa. tak apa, aku bukan apa dan siapa. aku hanyalah tanah; pun kamu. kita sama. tapi terim...
Komentar
Posting Komentar