Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

perasaan

  kita terlalu mudah jatuh cinta dan benci dalam sedikit waktu. ada yang dalam waktu tiga hari bersenda gurau, dan tertawa sudah lancang berkata dengan lantang dan pasti "aku mah hidup bersama selamanya" atau bahkan, ada yang baru bertemu dan berbincang sebentar, sudah sangat yakin bahwa dia pantas dibenci.  tapi begitulah manusia, selalu gampang menilai tanpa mengenal semuanya. lalu mengumumkan seakan dialah yang paling benar dan mengerti tentang perasaannya. dan lagi-lagi lupa untuk mengembalikan hati kepada Sang Pemilik yang benar.  aku pernah seperti itu, mencintai dan membenci dengan pasti. menilai perasaan dengan langsung dan yakin. tapi semakin berjalannya waktu, semakin sadar bahwa perasaan itu tempatnya didalam, sifatnya pun abstrak gabisa serta merta dinilai merata. gaperlu diumumkan bahwa kamu sedang berbunga bunga atau layu. biar kamu dan Pemilik yang sebenarnya yang tahu.

aku akhirnya paham

Setiap menyambut mentari pagi, aku harus siap memandangnya pergi ketika senja harus diulang lagi, bukan? Kita dihadapkan pada fakta bahwa semua datang dan berpulang, mampir dan meninggalkan. Tapi bahkan setelah berusaha melupakan, mengikhlaskan pun sudah diniatkan bulat-bulat secara mendalam, rasa itu tak pernah berubah sejak aku mengatakan. Kamu langitku yang biru. Tapi terkadang aku harus menerima datangnya malammu yang membuatku beku. Bahkan setelah semua ini, aku hanya duri dalam daging yang tak pernah menjadi penyembuh gundahmu, ya? Aku yang salah dengan ekspektasiku sendiri. Aku berharap kamu menjadi riang, menjadi tenaga menyenangkan bagi bunga-bunga bermekaran yang pula sependapat dengan anut pahamku. Tak kusadari malah aku yang membuat malammu semakin panjang, semakin pekat. Hingga kamu lupa membawa siang ke peraduan. Dan bahkan kini, ketika kamu di sini berusaha menghiburku lagi, berusaha membawa secercah cahaya yang sudah lama tak kudapati, tangisku tak dapat berhenti.