aku akhirnya paham


Setiap menyambut mentari pagi, aku harus siap memandangnya pergi ketika senja harus diulang lagi, bukan?

Kita dihadapkan pada fakta bahwa semua datang dan berpulang, mampir dan meninggalkan. Tapi bahkan setelah berusaha melupakan, mengikhlaskan pun sudah diniatkan bulat-bulat secara mendalam, rasa itu tak pernah berubah sejak aku mengatakan.

Kamu langitku yang biru. Tapi terkadang aku harus menerima datangnya malammu yang membuatku beku. Bahkan setelah semua ini, aku hanya duri dalam daging yang tak pernah menjadi penyembuh gundahmu, ya?

Aku yang salah dengan ekspektasiku sendiri. Aku berharap kamu menjadi riang, menjadi tenaga menyenangkan bagi bunga-bunga bermekaran yang pula sependapat dengan anut pahamku. Tak kusadari malah aku yang membuat malammu semakin panjang, semakin pekat. Hingga kamu lupa membawa siang ke peraduan.

Dan bahkan kini, ketika kamu di sini berusaha menghiburku lagi, berusaha membawa secercah cahaya yang sudah lama tak kudapati, tangisku tak dapat berhenti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

perasaan

Karena kita terlena

sakit loh